Berpetualang di Daratan Tinggi Dieng (2)Perjalanan perdana ke Dieng adalah perjalanan yang banyak menguras emosi dan tenaga. Untuk pergi ke negeri di atas awan ini, gw ikut Open Trip Permata Tour yang perlu kalian catat klo mo Dieng jangan pake tur ini, serius!
Kenapa? sebelum gue jelasin alasannya gw kasih tau dulu detail awal perjalanan gw. Berkumpul di Mal Semanggi kita berangkat sekitar jam 9 malam yang diperkirakan kita bakal sampai di sana keesokan pagi harinya.
Tapi hambatan demi hambatan ada aja sampai akhirnya gw baru sampe keesokan sore menjelang magrib. Hambatan pertama ada truk mogok di tol, oke fine toh selama perjalanan gw tidur gara-gara badan masih gak enak dan flu. Kemacetan gara-gara truk ini gak jadi masalah karena gw toh tidur aj.
Hambatan kedua terjadi di daerah Jawa Barat gara-gara ban kempes saat subuh dan gw masih gak ngeluh karena momen ini bisa ngbrol dengan banyak orang yang beda latar belakang sambil ngopi.
Baru beberapa ratus meter, busnya mogok lagi kali ini sesuatu di mesinnya patah. Sambil menahan geram gue makan bubur aja semangkok (apa kaitannya) wkwkw. Sambil mulai ngmg keras sama tour guide gw, kenapa masalah muncul terus. Tapi dalam hati gak boleh banyak ngeluh bisa-bisa gak nikmatin liburan.
Setelah menunggu hampir dua jam, gw sampe ada niatan ngangkot aja apa. Akhirya penantian ga sia-sia mobilnya bisa jalan lagi. Hore!
Medan yang makin tinggi bikin bus tua ini menderu-deru dan tinggal hitungan kilometer kembalilah mogok lagi. Gila kali! medan begini busnya payah bahaya banget kan. Nah catet ya! supaya gak terjadi sama kalian gak usah deh pake ini open trip ini.
Hingga akhirnya kita sampai juga dengan kepala yang mau meledak gara-gara emosi. Untungnya udara di Dieng sejuk abis jadi bikin hati sama kepala adem lagi. Palingan cuma melototin si tour leadernya aja. Sampai di sana kita selesain makan siang yang udah jadi makan menjelang magrib wkwkwkw.
Sebagai informasi, masyarakat di sini kebanyakan berkebun. Jadi banyak buah-buah enak di sini dari stroberi sampai buah khas Dieng Carica yang mirip plum enak banget seger. Wajib beli banget.
Gak mau waktu terbuang sia-sia, angkle alias bus kecil udah siap nganter ke Sumur Jalatunda. Sumur ini punya cerita sendiri yang rada mistis gitu. Katanya di sini juga banyak yang sering bertapa.
Setelah melewati anak tangga yang cukup panjang, di ujung sumur yang gak kayak sumur ini kita diberi instruksi sama penjaga sumur. Disuruh lempar batu, makin jauh makin tercapai keinginan kita. Silakan si bagi yang mo iseng-iseng aja, tapi gw sih males gara-gara disuruh beli batu harga gopek satu batu. Yaelah.... dibisnisin amet ya.
Gw akhirnya foto-foto di sekitar dan kenalan sama anak-anak lain yang juga pergi sendiri pakai open trip ini. Menuju penginapan, ada pembagian kamar, beberapa orang beruntung dapat kamar berkapasitas 6-8 dengan kamar mandi di dalam dan air hangat.
Tapi gue gak! jangan sedih hahaha.... gw harus tidur dengan formasi tertentu agar kasur itu muat utk berdelapan dengan kamar mandi rame-rame sama kamar lainnya.
Di malam harinya ada pagelaran seni kayak tari-tarian anak dan lain-lain. Sebenernya pengen tidur banget karena kondisi udah capek tapi sayang kan. Akhirnya kita jalan-jalan aja di sekitar penginapan yang banyak jual macem-macem souvenir yang pastinya baju-baju hangat karena di sini cuacanya sekitar 20 derajat
Malem itu juga kita di-brief supaya besok bangun pagi karena kita akan liat si golden sunrise jam 3 pagi. hwahahwhaha..... dan gak mau mikir apa bisa besok bangun cepet ato gak yang pasti malam ini harus istirahat biar badan gak drop.
Senin, 27 Maret 2017
Selasa, 21 Maret 2017
Suhu dan Udara Ini Melingkupi Inggris Sepanjang Tahun
Inggris termasuk negara yang memiliki kondisi alam yang beragam jika dibandingkan dengan luas tanahnya. Jika dilihat secara keseluruhan terlihat datar, tapi terdapat gunung-gunung yang tingginya lebih dari 1000 m di wilayah Skotlandia dan Wales. Di wilayah Inggris terdapat dataran dan padang gurun yang sangat luas. Khususnya di wilayah bagian barat daya terdapat pantai yang indah yang sangat disukai oleh para turis.
Britania Raya
Dibanding wilayah lainnya di Inggris, di Britania Raya kita dapat banyak melihat hutan yang indah dan padang gurun yang luas dengan geografi yang datar dan cuaca yang hangat. Di pusat terdapat kota-kota besar, seperti Cambridge yang berada di pusat London, Liverpool, dan lain-lain. Di wilayah utara terdapat pemandangan alam dari danau yang indah, di wilayah selatan juga terdapat kastil yang sangat bersejarah dan pantai yang sangat indah. Iklim dari wilayah timur sampai barat sangat rendah, saat musim panas saja suhunya tidak sampai melebihi 32oC dan saat musim dingin termasuk ringan karena tidak sampai dibawah 0oC. Dalam satu tahun biasanya terdapat sekitar 150 hari hujan akan turun.
Wales.
Dibanding dengan wilayah lainnya, Wales merupakan wilayah yang sempit dan juga terdapat beberapa gunung yang tinggi. Seluruh wilayahnya berada di kaki pegunungan dengan ketinggian sekitar 200 m dan terdapat pemandangan alam yang indah, seperti hutan yang lebat dan lembah yang tinggi. Iklim Wales lebih hangat dibandingkan dengan Inggris, tapi sedikit berbeda di wilayah bagian utara dan selatan. Iklim di wilayah selatan termasuk ringan, tapi gunung di wilayah utara sering mengalami perubahan cuaca yang buruk sehingga cuacanya menjadi sangat dingin.
Skotlandia
Skotlandia terbagi menjadi bagian selatan dan bagian utara. Wilayah bagian selatan merupakan wilayah dataran rendah (low land) yang dihubungkan oleh bukit rendah di tengah-tengah Edinburgh yang merupakan ibu kotanya. Wilayah bagian utara merupakan wilayah dataran tinggi (High Land) yang terdapat banyak gunung curam dan juga danau Loch Ness yang menurut legenda terdapat monster yang hidup di dalamnya. Wilayah utara memiliki kekhasan dengan adanya gunung yang bercelah, lembah yang berbentuk U, dan tebing di pinggir pantai. Iklim di wilayah utara sedikit dingin dibandingkan dengan wilayah lainnya, tapi termasuk wilayah yang hangat seperti wilayah utara di Inggris.
Irlandia Utara.
Irlandia Utara yang langsung berhadapan dengan Pulau Britain merupakan tempat dimana selat kecil dan danau-danau indah saling berjajar mengikuti garis pantai yang terbentuk oleh batuan. Di timur laut terdapat danau Lough Neagh yang merupakan danau terbesar di Inggris dan Giants Causeway yang terbuat dari pilar basalt. Sebagian besar beriklim ringan dan termasuk lembab.
Fenomena Smog di London yang mengubah udara menjadi berkabut. Smog merupakan gabungan kata dari Smoke(asap) dan Fog(kabut) dan disebut sebagai fenomena Smog karena saat itu terjadi fenomena udara di langit yang berkabut dipenuhi oleh kabut yang berisi debu dan polusi. Oleh karena Inggris merupakan kota yang mencanangkan revolusi industri yang pertama di dunia sehingga polusi udara yang melebihi negara lain muncul dan akhirnya disebut sebagai fenomena Smog.
Dengan munculnya fenomena ini, berbagai penyakit, seperti asma, penyakit paru-paru, dan penyakit kulit bermunculan, tanaman menjadi mati, dan banyak bangunan yang rusak. Pada tahun 1952, sekitar 12.000 orang meninggal akibat peristiwa Smog ini. Inggris yang mempertimbangkan peristiwa ini akhirnya mendirikan sebuah dewan untuk meneliti kondisi sebenarnya dari polusi udara dan mulai memberitahukan bahaya dari fenomena Smog ke seluruh dunia. Berdasarkan pengalaman yang tragis itu, London merupakan salah satu kota yang menjadi pelopor yang paling aktif dalam pencegahan polusi udara di masa sekarang ini.
Baca Juga :
Jalan-Jalan Keliling London, Inggris
Baca Juga :
Jalan-Jalan Keliling London, Inggris
Sumber: Dooly si Dinosaurus Kecil.
Eksplorasi Perjalanan Besar-Besaran.
Seri Kartun Pelajaran Dooly dari WoongJin ThinkBig Co., Ltd.
Eksplorasi Perjalanan Besar-Besaran.
Seri Kartun Pelajaran Dooly dari WoongJin ThinkBig Co., Ltd.
Selasa, 14 Maret 2017
Huruf R Jadi Penentu Kelas Sosial di New York
Aitchison mengatakan linguis perlu menyadari adanya perubahan bahasa yang terjadi secara sadar dan tidak sadar. Perubahan sadar terjadi jika manusia menyadari adanya dorongan aktif yang terjadi dan biasanya akibat dari "tekanan dari atas". Sementara perubahan tidak sadar biasanya dipengaruhi oleh "tekanan dari bawah".
Labov melihat perubahan bahasa dengan mengambil sampel variasi bahasa yang terjadi di New York. Di tempat ini banyak orang mulai membiasakan diri untuk memakai aksen New York demi menunjukkan prestige.
Berangkat dari masalah ini, Labov mengadakan survei yang dibantu oleh sosiolog di sebuah departement store. Dari survei tersebut diketahui kelas menengah ke atas dari kalangan pekerja sering menyertakan r pada kata-kata seperti bear, beard yang mereka pakai di percakapan santai dan formal. Kecenderungan ini bertambah saat golongan ini membaca kosakata dengan r secara pelan dan hati-hati. Sebab mereka tahu penyebutan r secara jelas adalah pengucapan yang benar.
Yang menarik, perilaku berbahasa kaum menengah ke bawah berbeda-beda mereka, dan yang menggunakan penambahan r di bawah 10 persen. Namun saat mereka berupaya membaca di word list, pemakaian r justru semakin intensif dibandingkan dengan kelas menengah. Labov menyebut fenomena ini sebagai hypercorrection. Labov mengkalim bahwa perilaku hypercorrection pada kelas menengah ke bawah dilihat sebagai proses perubahan bahasa.
Perilaku hypercorrection pada kelas menengah ke bawah terjadi karena secara sosial dan linguistik mereka merasa tidak aman dan malu untuk menunjukkan status mereka. Oleh karena itu mereka akan memasukan unsur bahasa prestige ini saat mereka berbahasa secara hati-hati atau careful speech. Diharapkan dengan begitu mereka akan terbiasa untuk memasukkan r di dalam percakapan keseharian mereka.
Labov juga menjelaskan biasanya penutur kelas menengah ke bawah mengadopsi bahasa kelas menengah ke atas yang lebih muda. Dengan begitu mereka akan merasa lebih familiar dengan anak-anak berpendidikan tinggi atau di dalam situasi formal. Kemudian, Labov juga mencatat kaum wanita cenderung melakukan hypercorrection daripada laki-laki.
Menurut sejarah orang-orang Inggris dan Amerika memang melafalkan huruf r pada kata car atau card. Namun di abad ke-18 huruf r ini menghilang, fenomena ini terjadi di London dan Boston hingga akhirnya New York pun menghilangkannya. Hilangnya r ini sampai awal abad ke-20 dibuktikan oleh seorang linguis Edward Sturtvant. Edward menjelaskan bahwa sebenarnya penggunaan r merupakan karakteristik masyarakat Amerika bagian barat yang juga berfungsi untuk membedakan dengan negara bagian Amerika lainnya.
Dari sinilah huruf r kembali di gunakan mulai dari tahun 1950-60an. Menurut Labov memang saat itu di kalangan masyarakat New York memang tengah muncul awarness sebagai American yang tidak menggunakan gaya bahasa British. Namun Labov pun masih dalam tahap spekulasi.
Kasus penggunaan r ini lah yang disebut Aitchison sebagai perubahan yang berdasarkan perubahan dengan kesadaran yang menempatkan kelas menengah ke bawah sebagai tokoh utamanya.
Baca Juga:
Pembahasan Semiotik Pada Periode Graceo-Roman (1)
Apa Beda Ilmu Pengetahuan Alam & Budaya?
Budaya Sudah Berubah Makna, Lalu Apa Arti Budaya Kini?
Labov melihat perubahan bahasa dengan mengambil sampel variasi bahasa yang terjadi di New York. Di tempat ini banyak orang mulai membiasakan diri untuk memakai aksen New York demi menunjukkan prestige.
Berangkat dari masalah ini, Labov mengadakan survei yang dibantu oleh sosiolog di sebuah departement store. Dari survei tersebut diketahui kelas menengah ke atas dari kalangan pekerja sering menyertakan r pada kata-kata seperti bear, beard yang mereka pakai di percakapan santai dan formal. Kecenderungan ini bertambah saat golongan ini membaca kosakata dengan r secara pelan dan hati-hati. Sebab mereka tahu penyebutan r secara jelas adalah pengucapan yang benar.
Yang menarik, perilaku berbahasa kaum menengah ke bawah berbeda-beda mereka, dan yang menggunakan penambahan r di bawah 10 persen. Namun saat mereka berupaya membaca di word list, pemakaian r justru semakin intensif dibandingkan dengan kelas menengah. Labov menyebut fenomena ini sebagai hypercorrection. Labov mengkalim bahwa perilaku hypercorrection pada kelas menengah ke bawah dilihat sebagai proses perubahan bahasa.
Perilaku hypercorrection pada kelas menengah ke bawah terjadi karena secara sosial dan linguistik mereka merasa tidak aman dan malu untuk menunjukkan status mereka. Oleh karena itu mereka akan memasukan unsur bahasa prestige ini saat mereka berbahasa secara hati-hati atau careful speech. Diharapkan dengan begitu mereka akan terbiasa untuk memasukkan r di dalam percakapan keseharian mereka.
Labov juga menjelaskan biasanya penutur kelas menengah ke bawah mengadopsi bahasa kelas menengah ke atas yang lebih muda. Dengan begitu mereka akan merasa lebih familiar dengan anak-anak berpendidikan tinggi atau di dalam situasi formal. Kemudian, Labov juga mencatat kaum wanita cenderung melakukan hypercorrection daripada laki-laki.
Menurut sejarah orang-orang Inggris dan Amerika memang melafalkan huruf r pada kata car atau card. Namun di abad ke-18 huruf r ini menghilang, fenomena ini terjadi di London dan Boston hingga akhirnya New York pun menghilangkannya. Hilangnya r ini sampai awal abad ke-20 dibuktikan oleh seorang linguis Edward Sturtvant. Edward menjelaskan bahwa sebenarnya penggunaan r merupakan karakteristik masyarakat Amerika bagian barat yang juga berfungsi untuk membedakan dengan negara bagian Amerika lainnya.
Dari sinilah huruf r kembali di gunakan mulai dari tahun 1950-60an. Menurut Labov memang saat itu di kalangan masyarakat New York memang tengah muncul awarness sebagai American yang tidak menggunakan gaya bahasa British. Namun Labov pun masih dalam tahap spekulasi.
Kasus penggunaan r ini lah yang disebut Aitchison sebagai perubahan yang berdasarkan perubahan dengan kesadaran yang menempatkan kelas menengah ke bawah sebagai tokoh utamanya.
Baca Juga:
Pembahasan Semiotik Pada Periode Graceo-Roman (1)
Apa Beda Ilmu Pengetahuan Alam & Budaya?
Budaya Sudah Berubah Makna, Lalu Apa Arti Budaya Kini?
Langganan:
Postingan (Atom)