Selasa, 31 Mei 2016

Menikmati Lombok Sekejap Mata - Bagian 2

Hari kedua Press Tour dengan polisi dilanjutkan ke Gili Trawangan, menempuh jalan berliku dari Mataram kita benar-benar disuguhi pemandangan hijau nan cantik.

Kata sopirnya kalau mau malam tahun baru banyak orang datang ke Gili Trawangan, khususnya bule-bule jadi sepanjang perjalanan menuju Gili macet parah. Gak cuma itu, banyak orang juga sengaja turun buat foto di tengah jalan menuju pelabuhan untuk selanjutnya menyeberang ke Gili Trawangan. 

Sepanjang jalan-jalan ini nih...




Dari situ kita sampai di pelabuhan Bangsal. Kirain naek kapal kayu kayak wisatawan lain, tau-taunya udah disediain speedboat. langsung ajeee pada berebut duduk di depan bibir kapal. Duduk di depan bibir kapal rasanya keren banget, apalagi disediain buah-buah impor, kayak anggur, apel, kita makan sambil nikmatin laut plus banyak ikan terbang menari-nari di sekitar. Sumpah berasa orang kaya dehhh pokoknya. Gak cuma itu kita juga ketemu beberapa kapal asing yang autentik banget kayak di fim-film pirates of caribbean. 





Setelah menikmati hempasan air plus angin, tapi untungnya enggak bikin masuk angin. Rombongan pers Mabes Polri enggak bisa merapat karena airnya dangkal. Akhirnya coba tebak kita naik apa? naik jetski yang dijemput langsung sama pol air. Deg degan sih. apalagi polisinya minta gue pegangan kenceng tapi kan bukan muhrim hahahaha.....

Akhirnya gw pegangan sama si bapak sambil takut-takut dan cussss... terbang deh untung enggak sampai jatuh ke air. Itu pengalaman pertama gue naek jetski super cepet dan dikendarain sama profesional. 



Belum juga ngasoooo... kita udah disiapin delman kalau di Gili Trawangan disebut dengan cidomo. Ternyata polisi nyewain kita cidomo dengan harga Rp 500 ribu per cidomo yang cuma diisi paling banyak 4 orang. Kita juga bisa milih kalau mau sepedaan santai. 

Rute keliling Gili itu lumayan panjang sekitar 30 menitan, dan di sini kuda-kuda dengan cantiknya berjalan di atas pasir putih. Sebenarnya hampir sekeliling pulau dipenuhi dengan homestay, cottege dan lainnya yang bagusnya diatur sesuai versi ternyaman para turis. Di sepanjang jalan juga kita bisa ketemu turis yang pada jalan kaki dengan baju seadanya, bahkan naik kuda. 

Waktu kita sampai di Gili itu masih tergolong pagi, jadi bule-bulenya masih tidur karena abisan party. kata pemilik cottege di sana biasanya mereka akan mulai berkerumun waktu sunset tiba. Dengar-dengar juga polisi suka kerepotan karena para bule ini suka banget bawa barang-barang haram. Kondisi di Gili ini udah mirip banget dengan Bali, jarang banget orang lokal, jadi terkadang peraturannya juga sebebas bali yang biasa juga jual Magic Mashroom sembarangan. Budaya sih. 






 Setelah selesai naek cidomo yang sempet mogok karena kayunya patah, akhirnya kita maen sepedaan. Gw yang ga lancar bersepeda akhirnya dibonceng temen yang sekarang jadi anak sepeda kelas pro heehe.... 

Meskipun Gili Trawangan masuk ke NTB yang mayoritas muslim, jangan pernah ditanya kalau di sini rasanya gimana. Gue yang berjilbab hampir merasa kehilangan aspek muslim di sudut ini, sampai-sampai orang-orang lokal sana merasa takjub sampai banyak yang ngucapin salam. Saking enggak pernah liat orang berjilbab kali yaaaa.... entah mereka maksud merayu atau ngeledek entahlah!

gue juga bantuin temen gue, anak metro tv yang sekarang jadi anchor Zilvia untuk megangin kamera dia sementara dia asik cuap cuap hahahhaa... pegel juga sih, dan akhirnya dia sukses bikin insight singkat soal Gili Trawangan yang tayang di Metro TV beberapa hari setelah perjalanan kami. 

Sepedaan udah, naik cidomo udah, yang kurang tinggal snorkling. Yang mau snorkling langsung dinaikin perahu dan jetski untuk di antar ke spot snorkling. Sayang saat itu udah menjelang sore, ditambah cuaca mendung dangdut gitu jadi bikin air pasang plus pelampung tidak memadai. Akhirnya yang bisa enjoy snorkling cuma orang-orang yang jago berenang, sementara gue panik at the disco gitu hahaha....

Akhirnya hopeless deh cuma foto-foto aja di sekitaran pantai yang udah mendunia ini. Sembari makan apapun terserah boleh pilih, bahkan utk makanan yang paling mahal sekalipun. Polda di NTB memang lumayan basah, kita bener2 disiapin pelayanan kelas 1, sampai-sampai kapolda NTB ke gili Trawangan pakai helikopter hahahah.... ga nyangka kan. 



Dari Gili kita langsung balik ke Mataram, cerita selanjutnya tunggu yaaaa....:)

Senin, 23 Mei 2016

Menikmati Lombok sekejap mata- Bagian 1

Perjalanan ke Lombok adalah perjalanan perdana dinas luar kota gue sebagai wartawan, sekaligus perdana juga gue naek pesawat hehehe,,,,

Excited banget bisa naek pesawat dengan pelayanan plus2 sejak awal. Mulai dari tunggu di lounge sampai masuk pesawat gak perlu antri. Meskiiii.... pesawatnya cuma Lion Air. Perjalanan dinas kali ini disponsori sepenuhnya oleh Mabes Polri yang memang tiap tahun ngadain wisata sekaligus promo kinerja kepolisian daerah mereka.

Dengan penuh maklum temen gue, anak kompas menyediakan kursi yang dekat jendela. Gue pun untuk pertama kalinya bergetar menunggu pesawat take off dan landing hahahah. norak banget sambil sesekali takjub karena bisa terbang setinggi ini di atas awan :)

Selepas mendarat di bandar udara, langsung dijemput pakai bisa ke hanggar terdekat. Di sana kita dijamu makanan dan minuman enak sampai musik live hahahah.... gini rasanya jadi pejabat kali ya. Kebetulan gue berangkat sama polisi yang sekarang menjabat jadi kadiv humas Polri jadi pelayanannya serba ekstra deh.

1. Hutan Pura Suranadi

Destinasi pertama kita ke Pura Suranadi. Di sekitar pura ini ada hutan wisata yang lumayan banyak monyet. Kita menelusuri hutan di sana masih ada beberapa situs purbakala. Pepohonananya juga berumur sampai ribuan tahun. Gue sebenernya lupa apa yang diceritain penjaga hutan ini, namun yang jelas hutan ini sarat cerita mistis.



Masuk ke pura kita bener-bener harus jaga sikap. Gw sempet keceplosan teriak lalu langsung diingatkan. Di tempat ini juga ada ikan yang dikramatkan. Ikannya ukurannya besar, mirip belut dan kalau mau mancing dia keluar pakai telur. Katanya kalau cuci muka di sini juga bisa awet muda.

Ikan keramat

2. Nongkrong di sekitar Senggigi 

Malam menjelang, kita istirahat lalu dilanjutkan nongkrong cantik di sekitaran pantai Sengiggi. Sebenarnya di sekitaran Senggigi banyak tempat nongkrong bule-bule dan lumayan mirip Legian Bali meski ga serame itu. Alunan musiknya juga gak tabrakan.  Di beberapa bagian juga ada karaoke esek-esek untuk kelas kecil sampai warung remang-remang.

Gue ga ambil foto di sini karena gue lebih suka nikmatin hotel gue yang super nyaman dan syahdu. Apalagi pas sunset tiba ughhhh.... gak tahan deh. Pas banget nih buat yang mau honey moon. Recomended banget penginapannya.





Sabtu, 21 Mei 2016

Pengaruh aliran strukturalisme dalam perkembangan sejarah



Ada dua mazhab yang menunjukan aliran strukturialisme berpengaruh terhadap perkembangan ilmu sejarah, mazhab tersebut adalah mazhab methodique dan mazhab Annales yang keduanya lahir di Perancis.


  • Mazhab methodique atau mazhab yang menyebut pengikutnya ecole methodique adalah mazhab yang berawal dari terbitnya jurnal La Revue historique pasca kekalahan Jerman pada 1871. Tokoh-tokoh terkenal mazhab ini adalah G. Monod, E. Lavisse, CH. Victor Langlois, CH. Seignobos yang menganut paradigma sejarah milik Ranke yaitu dokumen arsip sebagai sumber sejarah. 

     
Sebagian besar dokumen-dokumen yang mereka buka adalah dokumen tentang kenegaraaan (statengeschichte). Oleh karena itu sebagian besar sejarawan ecole methodique menyanjung bangsa dengan menampilkan sosok dan peristiwa kepahlawanan. Sejarah model ini diterapkan pada sekolah-sekolah pada abad ke 1880 hingga awal 1960-an di sekolah-sekolah Perancis.

  •        Mazhab Annales kemudian hadir menolak keras mazhab methodique dengan para perndirinyanya yaitu Lucien Febvre, March Vloch dan perintisnya, Fernand Braudel. Mazhab Annales adalah mazhab yang lahir lewat jurnal Les Annales d’histoire economique et sociale pada  1929. Penganut mazhab Annales atau yang disebut dengan nouvelle histoire (sejarah baru) memindahkan perhatian sejarah dari sejarah milik orang-orang besar kepada ‘orang-orang kecil yang tak punya sejarah’ atau less peoples sans historie serta memindahkan perhatian sejarah dari politik ke seluruh aspek kehidupan manusia.

            Para Annales mengecam ecole methodique yang hanya mengandalkan dokumen sebagai sumber sejarah, mereka justru meneliti sejarah lewat latar belakang dokumen tersebut dibuat dengan memahaminya secara mendalam. Sehingga para Annales tidak mengenal batasan dalam meneliti sejarah mulai dari ekonomi, mentalitas, sejarah total ataupun sejarah berjangka panjang.

Untuk mengetahui lebih lanjut seperti apa mazhab Annales berikut adalah penjabaran refleksi mazhab tersebut daari tiga tokoh besar penganut mazhab Annales yaitu Lucien Febvre, March Vloch dan perintisnya, Fernand Braudel.
1. Lucien Febvre

Pada awalnya Febvre harus tunduk pada sejarah-sejarah mazhab metodique yang banyak mengedepankan dokumen arsip sebagai sumbernya. Namun setelah menjadi guru besar di Universitas Strasbourg (1919), dia mulai melakukan penelitian sejarah tradisional yang menghadapkan tokohnya pada mentalitas masyarakat. Dari karya yang berjudul Sebuah takdir Martin Luther dan Masalah kekafiran pada abad XVI: Agama Rabelais, Febrve mencoba menggambarkan mentalitas masyarakat Perancis kala itu. Karya ini menunjukan Febvre tidak puas akan penjelasan sejarah politik dan peristiwa sejarah, dia cenderung menghadapkan sejarah pada kehidupan manusia atau yang disebut dengan sejarah total. Sehingga sejarawan yang baik, menurut Febvre harusnya tidak hanya fokus pada sumber tertulis tapi harus bisa membuat sumber tidak tertulis ‘berbicara’.




2. Marc Bloch
    March Bloch menulis banyak artikel tentang kesusatraan, arkeologi hingga georafi. Namun diantara sepuluh artikel yang dibuatnya tiga yang paling terkenal adalah L’ll de France (daerah-daerah sekitar Perancis), Rois et serfs : un chapitre d’histoire capetienne (raja dan petani kecil) dan Les Rois thaumaturges : etude sur le caractere surnaturel attribute a la puissance royale particulierement en France  et en Angleterre (raja-raja penyembuh, kajian tentang sifat supranatural yang dianggap melekat pada kekuasaan raja khususnya di Inggris dan perancis. Dua  karya pertama berisi tentang monografi pedesaan, dari sini Bloch sudah memunculkan sisi Annalesnya dengan memusatkan pada sejarah pedesaan lama saat catatan sejarah lainnya berfokus pada kaum borjuis. Sedangkan pada karya ketiga, Bloch mencoba mengungkapkan fakta sosial di daerah pedesaan tersebut dengan cara memahami teks-teks naratif serta memanfaatkan sumber-sumber tidak tertulis. Menurut Boch, sejarawan harusnya mendalami sejarah lebih luas dan bukan hanya memanfaatkan sumber tertulis karena sejarah berguna untuk memahami manusia.      

                               
      3. Fernand Braudel
Pemegang mazhab Annales generasi kedua adalah Fernand Braudel pada awal 1950-an. Bukan saja melanjutkan lembaga pendidikan EHESS sebagai pembangun imperium, dia juga melanjutkan konsep histoire totale atau sejarah total dalam dua karya fenomenalnya yaitu Mediterrance dan Civilisation materielle. Karya pertama, Meditterance berisi sejarah kawasan  mediternia dari sisi manusia dan alam, perdagangan dan pelayaran, serta pranata yang mengikuti peristiwa. Sedangkan karya keduanya Civilisation Materielle membuktikan realita ekonomi tidak bisa dipandang homogen seperti kerangka sebelumnya dilakukan. Braudel menetang habis-habisan ilmu ekonomi yang bersumber dari hierarki-hierarki. Menurutnya, ekonomi justru digerakan oleh ekonomi pasar yang berada di bawah hierarki-hierarki sosial. Untuk membuat karya fenomenal ini Braudel menggunakan banyak sumber lain dan menyertakan tingkat kecermatan tinggi. 


Dari ketiga pemikir Annales tersebut disimpulkan bahwa sejarah tidaklah sesempit seperti yang ada di dalam data atau sumber tertulis namun sejarawan bisa meneliti sejarah dari berbagai aspek atau yang disebut dengan kaum Annales sebagai sejarah total. Kaum Annales juga membuka jalan agar sejarawan bisa melihat fenomena sejarah lebih jauh sehingga sejarah bisa dilihat sebagai sebuah gejala berjangka panjang.





Sabtu, 14 Mei 2016

Siapa yang pertama kali menerbangkan balon udara?



Manusia pertama kali berhasil terbang dengan menggunakan balon udara pada tahun 1782, balon tersebut diterbangkan oleh Joseph Montgolfier dan Etiene Montgolfier. Mula-mula mereka berhasil menerbangkan kertas yang tebal ataupun kain dengan cara memanaskan udara. 
Montgolfier bersaudara

Baru pada 4 Juni 1783, mereka mulai mendemonstrasikan penemuan mereka ke publik. Montgolfier bersaudara membuat alat dengan menggunakan jerami dan bulu domba yang di bawahnya dibuat lubang kemudian dipanaskan. Alat tersebut bisa membumbung di udara setinggi 1000 m, dapat bertahan selama 10 menit dan mendarat sejauh 24 km dari tempat semula. 

Kedua saudara ini juga mengadakan penerbangan manusia pertama pada 21 November 1783. penerbangan manusia pertama ini dilakukan oleh bangsawan Inggris Jean Francois Pilatre de Rozier dan Francois Laurent d’Arlandes berhasil terbang selama sekitar 25 menit dan menempuh jarak 9 km. keberhasilan ini membuat Prancis menjadi negara pertama yang menerbangkan balon udara.  
Percobaan terbang balon udara



Struktur Balon Udara
           
Dari dulu hingga sekarang tidak ada perubahan besar pada struktur balon udara. Struktur yang tidak berubah sampai sekarang ini, walau ilmu pengetahuan sudah berkembang, adalah kantong udara (envelope), pengatur tekanan (burner), kabin penumpang (basket). Struktur tersebut adalah alat yang paling menunjang  keselamatan.

1. Kantong balon udara (envelope)
 Umumnya kantong balon udara ini diproduksi sesuai standar tapi bentuknya dapat dibuat sesuai selera. Kantong balon udara ini menggunakan ribstop nilon tetapi untuk coat-nya menggunakan polytherene dan  silikon sehingga dapat bertahan hingga suhu 250 C. daya tahan setiap produk kantong balon udara satu sama lain berbeda tapi biasanya bisa bertahan hingga 400 jam

2.  Pengatur tekanan udara (burner)
Pengatur tekanan udara ini berfungsi sebagai penghasil suhu tinggi yang berasal dari pembakaran LPG yang menghasilkan tekanan tinggi. Biasanya semakin besar kantong udara maka semakin banyak pengatur tekanan udara yang harus digunakan. Pengatur tekanan udara dibagi menjadi tiga bagian yaitu single (1), double (2), triple (3), quad (4).

3. Kabin penumpang (basket)
Kabin penumpang ini biasanya terbuat dari rotan, tetapi tiap produksi mungkin saja strukturnya sedikit berbeda. Standar strukturnya setiap 4 tempat duduk di dalamnya memuat 1 t tingginya harus 1 m agar saat jatuh kabin penumpang tidak rusak.
Bagian-bagian balon udara

Sumber:  Terbang melintasi selat Korea

Penulis Shin Jae Hwan / editor Hu Min Sik